Hitsuji no Kawa o Kita Ōkami (Serigala Berbulu Domba) - サンニク | San Nihongo Kurabu

Baca Juga

Post Top Ad

Post Top Ad

N/A

Jumat, 19 Mei 2017

Hitsuji no Kawa o Kita Ōkami (Serigala Berbulu Domba)


Kamu mendapatkan sebuah pesan:

From: Unknown
Kudengar kekasih mu sakit?
You:
Apa maksudmu?
From: Unknown
Jangan pura-pura begitu. Kau juga senang bukan jika kekasihmu sakit? Ahh... aku jadi ingin melakukannya lagi. Itu sangat menyenangkan melihat orang lain terluka! ^^
You:
Aku tidak mengerti maksud mu. Jangan mengirimiku pesan lagi! Bakka!
From: Unknown
Kau ingin aku melakukan apa lagi? Membuat kekasih mu terluka atau... membuat nya depresi dan bunuh diri?
You:
Kau aneh! Dasar psikopat! Lagipula kekasih siapa yang kau bicarakan? Aku tidak mempunyai kekasih. Aku ini jomblo tau!
From: Unknown
Uppsss... sepertinya aku salah orang. Apa kau ingin bernasib sama sepertinya?. Aku bisa saja melakukannya loh dan aku ini teman dekat mu ^^ tapi aku tidak jomblo.

Apa kau yakin ingin memblokirnya?
Yes/No
YES! Click

>>>

       Oreki mengetuk-ngetukan bolpoinnya kesal. Sehingga menimbulkan suara benturan yang cukup mengganggu telinga. Tak luput lembaran kertas dan buku dimeja menjadi sasaran empuk kejengahannya.
Hari ini sangat panas. Musim panas di Jepang sebentar lagi akan tiba. Mengingat tugas sekolah dan tugas rumah yang akan menjadi santapan liburan musim panas tentunya ikut andil dalam kejengahan Oreki belakangan ini.
”Sepertinya kau tidak menikmati tugas musim panasmu, Oreki?”
Oreki mendongakkan kepalanya kearah sumber suara. Sesosok lelaki yang sangat ia kenal terlihat tersenyum lebar ke arah nya. Lelaki itu adalah Fukube Satoshi—temannya. Oreki tak langsung menanggapi ucapannya dan memilih untuk menghela nafas panjang. Yaa... setidaknya liburan musim panas sebentar lagi dan ia akan kembali menikmati liburannya.

'BRAKK!!!'
Suara seperti benda jatuh terdengar. Tidak tidak, bukan benda jatuh seperti bolpoin jatuh dari meja. Bukan. Tetapi, seperti saura benda jatuh dari ketinggian.
Sedetik kemudian terdengar suara jeritan histeris dari siswa dan kekacauan pun terjadi. Suara langkah kaki siswa menggema diseluruh gedung sekolah. Para siswa berlari menuju ke objek suara. Mereka berteriak dan berseru ’Ada yang jatuh!’ ’Ada yang jatuh!’ sambil sesekali mendorong teman yang ada didepannya.
Akane Sensei terpaksa memberhentikan kegiatan belajar mengajarnya dan berseru kepada siswa yang ada dikelas untuk tetep diam. Ia lalu berdiri keluar dan mengamankan siswa yang histeris. Sementara Oreki hanya terdiam. Sebisa mungkin mencerna apa yang terjadi sebenarnya.
”Oreki!”
Suara pintu terbuka dengan keras disusul suara teriakan yang memanggil namanya. Oreki menegadahkan kepalanya dan melihat Chitanda sedang berada diadun pintu—nafasnya tersengal-sengal dan peluh menetes dari dahinya—ia terlihat panik.
”Ada Ap-...”
”Seseorang  melompat dari lantai tiga!”

>>>

       Sesampainya disana, banyak sekali siswa yang mengerubungi objek. Sebagian dari mereka menatap ketakutan dan ada juga yang penasaran seperti Oreki. Dengan terpaksa Oreki berdesak-desakkan untuk maju ke arah depan. Namun belum sempat Oreki menuju barisan depan, perutnya begitu mual dengan apa yang dilihatnya. Jantung nya berdetak dengan cepat. Dirinya terpaku miris.
Amano Yukiteru, teman satu angkatan Oreki tengah terbujur kaku dengan darah yang melumuri seluruh badannya. Kaki, tangan, serta persendian lainnya sudah tidak lagi pada porosnya.
Lantas Oreki melangkahkan kaki mendekati mayat korban. Tubuh nya bersingsut sejenak untuk meneliti mayat Amano. Kesempatan ini ia gunakan sebaik-baiknya karena belum ada pihak polisi yang datang dan para guru pun tidak ada yang berani melihatnya.
Dari hasil observasi, Oreki tidak menemukan apapun yang mencurigakan. Namun ada satu hal yang janggal. Lehernya ada bekas jeratan dan memar berwarna merah. Tak lupa juga surat berbentuk pesegi kecil yang Oreki temukan di telapak tangan Amano. Surat itu berisi:
’Aku adalah orang ketiga. Seseorang yang menurut diriku sendiri berharga. Aku adalah huruf 1 dalam alfabet Yunani. Huruf alfabet favorit  ku adalah 7/1/19/1/9 dan aku ada dua.’
Ditengah usahanya untuk berfikir. Matanya masih sempat menangkap siluet hitam. Seseorang mentapnya dari lantai 3. Ahh... itukah pelakunya?

Namun, lamunannya terbuyarkan akibat suara sirine dan mobil polisi yang memasuki area sekolah. Mereka kemudian menghambur dan memasang garis polisi disekitar lokasi. Beberapa polisi berusaha menginterogasi seorang narasumber atas kejadian ini.
”Menurut informasi yang kuterima, korban bernama Amano Yukiteru. Usia 16 tahun. Kelas 2-A. Dia merupakan siswa yang pintar. Tetapi, beberapa minggu yang lalu dia masuk rumah sakit akibat keracunan dan baru kembali ke sekolah pagi ini. Ah, malangnya anak ini”
Oreki menyeringai begitu mendengar paparan dari inspektur sebelum akhirnya kembali kedalam gedung. Perasaannya berdebar-debar tak sabar untuk menemukan beberapa bukti yang dapat mengantarkannya kepada si pelaku.

>>>

       Pagi ini Oreki berjalan ke sekolah dengan terburu-buru. Kemarin ia lupa mengumpulkan tugas dan jadilah sekarang ia harus mengumpulkannya ke reruang guru. Sudah sehari semenjak kematian Amano. Sementara polisi belum menunjukkan titik terang siapa pelakunya.
Ia pun membuka pintu ruang guru. Banyak sekali polisi disana, ada apa?. Seorang gadis berambut merah muda sedang terlihat santai ketika beberapa polisi menanyainya. Sepertinya gadis itu sedang di interogasi. Ekspresinya begitu tenang dan terlihat sudah terbiasa. Dia tersenyum. Senyumnya mirip dengan seseorang...
”Aku mana mungkin yang membunuhnya. Aku sedang tidak marah. Jadi, aku tidak mampu untuk mendorongnya dari lantai 3. Dan, aku enggak sejahat itu. Karena itulah aku pergi membalasnya untuk pergi ketempat temanku karena sakit akibat hati.”
  Ha? Apa yang dia bicarakan?
Oreki mengerenyit bingung ketika melihat gadis merah muda tersebut menjawab pertanyaan yang dilontarkan polisi. Logat bicaranya pun aneh seperti menekan beberapa kalimat. Dia aneh.
”Hhh...namanya Yuno Gasai. Dia adalah teman dekat Amano. Aku tau dia memang aneh makannya aku mencurigainya". Seseorang tiba-tiba berbicara disebelahnya membuat Oreki terjengit kaget. ”Perkenalkan namaku Akise Aru.”
Seseorang yang Oreki ketahui bernama Akise Aru  tersenyum kecil. ”Kau tahu? Dia pernah meracuni temannya dengan sianida dan membuat temannya masuk rumah sakit. Sayang sekali.. padahal dia cantik.” manik hazelnya bergerak menyapu setidap sudut ruangan. Sesaat kemudian ia berjalan kearah polisi yang sedang mengintropeksi gadis yang bernama Yuno Gasai itu.

”Sudah ku duga pernyataan mu itiu sangat aneh sekali, Gasai. Aku harap teman-temanmu itu baik-baik saja.” ujar Akise sarkas.
Akise Aru, kelas 2-B. Teman satu angkatan Oreki dan bersebelahan dengan kelasnya. Ia terkenal pintar namun pendiam. Oreki jarang sekali melihat ia keluar kelas. Menurut gosip yang beredar Akise merupakan kaki tangan dari guru dan juga polisi yang menangani siswa-siswa nakal disekolah ini.
Yuno menautkan alisnya sambil mengetuk-ngetuk jarinya. ”Aku penasaran apa kau menemukan sesuatu yang janggal,” ia menatap lekat Akise ”Dan aku harap kau tidak menggunakan temanmu sebagai tumbalnya.”
Tumbal? Teman? Apa yang mereka bicarakan. Oreki tidak mengerti sama sekali. Tapi Oreki yakin ada ’hal’ lain yang mengarah pada petunjuk yang ia cari. Satu orang yang membuat dirinya curiga yaitu...
Yuno Gasai.
Akise lalu tersenyum miring. Lalu melangkah pergi keluar ruangan. ”Kuharap begitu.” langkahnya terhenti, ia pun menoleh ke belakang, ”Dan kau membuat ku sakit hati.”

>>>

       Pagi ini sungguh sangat panas, masih pagi tetapi sinar matahari sudah muncul dengan teriknya. Sekolah seharusnya diliburkan karena kejadian kemarin. Tapi itu tak berlaku bagi SMA Kamiyama. Kepala sekolah beralibi jika itu hanya pembunuhan biasa dan bisa diatasi. Yah, lama-lama Oreki berfikir kepala sekolahnya lah pelakunya.
Di koridor Oreki melihat segerombolan siswa sedang menggerubungi toilet perempuan. Ada apa lagi ini?!. Seperti mengalami deja vu, Oreki berdesak-desakkan memaksa masuk kearah toilet. Terlihat beberapa polisi tengah berjaga didepan salah satu bilik toilet. Oreki menghela nafas berat lalu memberanikan diri untuk menerobos polisi yang tengah berjaga.

Nafasnya tercekat begitu melihat seorang gadis. Gadis yang ia kenal tengah tergantung di langit-langit ruangan. Mukannya begitu pucat sementara matanya berwarna putih seluruhnya. Yuno Gasai. Seseorang yang telah ia tuduh sebagai pelaku kini sudah tidak bernafas.
Mayatnya sangat dingin. Besar kemungkinan jika Yuno sudah tewas bunuh diri sejak kemarin sore. Terbukti dari seragam sekolah yang ia pakai. Tangannya memegang sesuatu seperti kertas dan tertulis rapi. Isinya..
”Aku merupakan salah satu dari orang ketiga. Aku jahat tetapi aku juga baik. Aku adalah serigala yang bersembunyi dibalik domba. Kuharap kau bisa menebak siapa aku, Oreki.”
Dan surat itu tertuju padaku.
Ya, aku.
Oreki Hotarou.

>>>

       Di dunia ini ada dua tipe manusia. Ada yang jahat dan ada juga yang baik. Kita tidak tahu apakah orang itu jahat atau baik jika dlihat dari segi penampilan. Tapi yang harus kalian tau, orang yang terlihat baik belum tentu sifatnya baik juga. Bisa saja dia adalah orang jahat yang berpura-pura baik atau istilahnya adalah serigala berbulu domba’
”Jadi berwaspadalah dengan orang tedekat kita.” Chitanda lalu mengakhiri paragraf terakhir dari buku yang ia baca. Matanya menatap Oreki menunggu jawaban.
Sementara Oreki hanya terus memandangi dua kertas berbentuk persegi. Pikirannya membayangikan sepotong demi sepotong kejadian bagaimana mereka berdua—Amano dan Yuno—bisa tewas mengenaskan. Saat ini Oreki sedang berada diruang ekskul. Berusaha untuk memecahkan teka-teki ini dengan bukti seadanya.

”Memikirkan sesuatu, Oreki?” suara sayu Chitanda mengagetkan Oreki, ”Hmmm... sebenarnya ada yang ingin ku sampaikan.”
Oreki menghela nafas panjang, ”Ya mungkin saja. Mari kita pecahkan dan simpulkan teka-teki ini,” ia menarik kertas pertama lebih dekat kehadapannya. ”Untuk hal yang ingin kau bicarakan sebaiknya nanti saja.”
Oreki lalu melanjutkan ucapannya, ”Amano Yukiteru tewas jatuh bunuh diri dari lantai 3. Saat pembunuhan terjadi tidak ada saksi mata karena kegiatan belajar sedang berlangsung. Dari hasil yang kudapat, aku menemukan sebuah surat dan menurut analisa ku, aku menemukan sebuah jawaban... yang pertama huruf 1 dalam bahasa alfabet Yunani. Mungkin menurut orang biasa, huruf 1 dalam bahasa Yunani adalah Alfa. Tapi nyatanya tidak. Disitu tertulis alfabet berarti...

Y = 1
U=2
N=3
A=4
N=5
I=6

Huruf pertama adalah ’Y’. Jadi seseorang itu adalah orang yang berawalan huruf ’Y’. Dan yang kedua, huruf alfabet favorite nya adalah 7/1/19/1/9. Mari kita urutkan huruf alfabet ke-

7=G
1=A
19=S
1=A
9=I

...jadi pelaku untuk pembunuhan Amano Yukiteru adalah siapa lagi kalau bukan Yuno Gasai.”
”Tapi, bukankah Yuno sudah tewas bunuh diri?”
”Ya aku tahu. Tapi mungkin saja ia frustasi karena sudah membunuh orang. Jadi, ia memutuskan untuk bunuh diri.”
Chitanda mengerenyitkan dahinya. ”Oreki kau melupakan sesuatu. Disitu tertulis ’Aku adalah orang ketiga dan aku ada dua’ jadi kemungkinan ada satu pelaku yang belum kau sadari.”
Oreki lalu menyimpulkan jika ada 3 orang dalam kasus pembunuhan ini. Yang pertama, Amano dibunuh oleh dua orang pelaku. Yang kedua, salah satu dari dua pelaku tersebut membunuh Yuno. Dan yang ketiga, tersisa lah satu pelaku. Hasil kesimpulan dari teka-teki ini adalah...
’Aku adalah orang ketiga’ berarti itu Amano sendiri. Sementara ’aku ada dua’ adalah Yuno Gasai dan  satu orang yang belum diketahui.
Ia teringat sesuatu bagaimana luka jeratan yang ada pada leher Amano. Kalau Amano dibunuh tidak mungkin ada bekas jeratan dilehernya kecuali jika ia bunuh diri dengan cara menggantung diri seperti Yuno atau mungkin Amano sudah bunuh diri terlebih dahulu lalu mayatnya dibuang oleh pelaku dari lantai 3.
Chitanda menutup mulutnya tidak percaya, ”Lantas untuk apa Amano bunuh diri, Oreki?” tanyanya gemetar.
”Aku tidak tahu,” katanya, ”Tapi mungkin karena sakit hati.”

Tiba-tiba sekelebat memori mengalir dikepalanya. Mulai dari surat kematian Amano sampai Yuno membuat Oreki mendapat sercecah harapan.
’Aku adalah serigala berbulu domba’
Dan pastinya seseorang itu kenal dengan dirinya. Seseorang yang diluar terlihat bijaksana tetapi didalamnya tidak dan pastinya seseorang itu adalah orang yang berpengaruh. Seseorang itu membuat Oreki mengarah pada nama...
’CRAATSS’
Sebelum Oreki melanjutkan omongannya. Terdengar seperti suara orang tertusuk. Oreki terpaku kaget begitu melihat rembasan darah membasahi seragamnya. Ia tertusuk di bagian dada. Siluet hitam yang tengah berdiri dibelakangnya menodongkan pisau nya kearah Chitanda dan segera melemparnya ke arah tepat diwajah Chitanda. Ia ingin berteriak namun apa daya ia juga sedang sekarat.
 Hal terakhir yang Oreki lihat adalah siluet hitam menatapnya dengan penuh kemenangan dan tertawa dengan senyumnya yang lebar. Seseorang yang menjadi pelaku atas kejadian ini dan seseorang serigala dibalik baju nya yang menyerupai domba. Dan nama itu mengarah pada...

Akise Aru.

>>>

Selamat tinggal Oreki Hotarou.

Didunia ini sudah tidak ada lagi keberadaan mu. Didunia ini kamu sudah mati. Ku tatap mayat Oreki tajam. Aku tau kamu pintar. Tapi aku tidak menyangka kamu bisa menebak bahwa yang melakukan semua pembunuhan ini adalah aku—Akise Aru. Walaupun aku tahu kamu sedikit terkecoh ketika aku mengelabui semua yang ada di ruang guru dengan perkataanku kalau Yuno Gasai lah pelaku nya.
Tapi kurasa kamu tidak sebodoh itu. Kamu tidak menyadari ketika Yuno memberi tahu mu sebuah kode bahwa aku dan dia lah pelakunya lewat perkataannya yang sedikit ngawur pada saat interogasi. Jika kamu teliti pasti kamu akan menyadari penekanan beberapa kalimat yang diucapkan Yuno. Tetap saja kamu tidak tahu.

Akulah dalang dibalik semua pembunuhan Amano Yukiteru. Akulah yang membuat Amano bunuh diri. Ya, memang Amano BUNUH DIRI bukan DIBUNUH. Namun aku dan Yuno membuang mayat Amano dari lantai 3 dan membuatnya seolah-olah dia bunuh diri. Aku mengatakan kepada Amano bahwa Yuno sudah tidak mencintainya lagi dan membuatnya bunuh diri dalam sekejap. Lelaki bodoh. Dan Yuno tahu bahwa Amano bunuh diri karena sudah tidak kuat lagi dengan kehidupannya. Lihat? Aku serigala hebat bukan? .

Untuk kasus Yuno aku tidak tahu mengapa ia bunuh diri. tapi aku membantunya bunuh diri dengan membuatkannya tali yang langsung menggantung di langit-langit. Betapa baiknya aku, Sebelum akhirnya Yuno bunuh gantung diri dia bilang akan menyusul Amano disurga. Astaga pasangan ini sungguh bodoh. Untuk suatu hal yang dibilang relationship goals apakah harus menyiksa diri sendiri dan membuatnya seolah-olah itu adalah pahala? Hey aku tidak cemburu. Aku tahu aku jomblo.
Untuk menutupi semua kebohongan ini aku membuat surat yang berisi petunjuk. Padahal kuharap polisi lah yang memecahkannya. Tapi itu tidak sesuai harapan ku bahwa kaulah yang dapat memecahkan teka-teki itu. April fools. Aku bohong. Aku tidak memberitahunya bahwa aku sengaja membuat surat berantai itu untuk membuatmu memecahkannya.

Ya Oreki Hotarou kamu memang genius. Kamu bisa menebak teka-teki itu dan kamu bisa menebak siapa aku. Walaupun pada akhirnya aku lah pemenangnya. Dan akan selalu begitu. Sebenarnya aku tidak ingin membunuhmu. Namun, karena kau sudah berurusan lebih jauh dengan kasus ini dengan terpaksa aku membunuhmu juga.

Tapi tidak dengan Chitanda. ku angkat kepalanya dengan kasar dan menatap wajahnya yang pucat pasi karena kehabisan darah. Menatapnya dengan penuh rasa kasihan kebohongan. Malangnya gadis ini. Kalau saja ia lebih cepat memberitahu tentang pesan yang salah ku kirim ke ponselnya mungkin kalian berdua bisa selamat. Lagipula aku sudah menusukkan pisau di punggung Oreki—apa sulitnya melakukan hal yang sama pada teman perempuannya?

Aku membuka ponsel ku dan mengirim sebuah pesan.

 You:
Kudengar-dengar kalian sudah tau siapa aku? Apakah kalian ingin bernasib sama sepertiku?
Aku tersenyum lebar dalam hati ku tertawa. Aku mentap lurus ke depan. Menatap dengan intens. Memperhatikan siluet wajah yang sedang menatap ku ketakutan. Hey kalian yang sedang membaca ini jangan takut.

Karena target berikutnya adalah kalian. Ya kalian. Yang sedang membaca cerita ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad